Detil rencana pembunuhan Justin Bieber baru saja terungkap. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, polisi berhasil menangkap dua orang penjahat yang berencana membunuh kekasih Selena Gomez ini beberapa waktu lalu. Baru-baru ini, dokumen penyelidikan kepolisian setempat mengungkapkan sejumlah fakta yang mengejutkan, termasuk hadiah yang dijanjikan oleh otak rencana pembunuhan tersebut, Dana Martin.
Menurut dokumen itu, Dana Martin menjanjikan bayaran senilai USD 2500 (sekitar Rp 24 juta) untuk testikel Justin. Dana menjanjikan hadiah uang ini pada Mark Staake dan keponakannya, Tanner Ruane, sebelum mereka melaksanakan rencana kejinya setelah bebas bersyarat dari penjara. Tak hanya itu, Mark dan Tanner bahkan telah menyiapkan dasi untuk mencekik Justin serta gunting catut sebagai
alat untuk mengebiri.
"Saat Tuan Martin bertanya alat apa yang akan digunakan Tuan Staake untuk mengebiri korban, Tuan Ruane berkata mereka telah membeli gunting catut," bunyi dokumen investigasi polisi New York. "Saat Tuan Staake ragu untuk melakukan pengebirian, Tuan Ruane bersedia melakukannya. Tuan Martin lalu berkata pada Tuan Ruane bahwa ia akan mendapatkan USD 2500 untuk setiap testikel korban."
Ketika polisi bertanya lebih lanjut mengapa ia berniat membunuh Justin, Dana Martin mengaku sakit hati karena merasa dicueki oleh pelantun hits "Boyfriend" itu. Dana yang mempunyai tato Justin di kakinya ini mengaku pernah berusaha menghubungi penyanyi tersebut dari balik penjara, namun tak berhasil. Selain itu, ia juga ingin meraih ketenaran dengan membunuh artis sepopuler Justin Bieber.
"Saat ditanya mengapa ingin membunuh 'korban 3' (Justin), Tuan Martin mengatakan 'korban 3' sangat terkenal dan dia tergila-gila pada 'korban 3'," lanjut laporan tersebut. "Tuan Martin mengaku mencari ketenaran dan ingin masyarakat di luar sana mengenal dirinya."
Untungnya, polisi berhasil menggagalkan rencana pembunuhan ketiga penjahat tersebut. Rencana ini terendus polisi gara-gara rekaman percakapan telepon antara Dana dan Tanner. Mark dan Tanner ditangkap oleh polisi saat mereka salah belok ke arah perbatasan Kanada ketika akan menjalankan aksinya. Saat itu, polisi yang curiga akhirnya menemukan rekaman telepon tersebut yang berisi kekecewaan Tanner karena tak bisa menjalankan rencana mereka. (wk/rs)
https://www.facebook.com/#!/diyah.assaadah